Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah admin@tahuramangkunagoro.com

Saninten, Tumbuhan Asli Indonesia Yang Kini Berstatus Langka (EN)

H-SAMIN / 23 Maret 2024 06:23 WIB / 0 Comment

 

Pohon saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC), memiliki tinggi hingga 35−40 m dengan kulit batang berwarna hitam, kasar, pecah-pecah dengan permukaan batang tidak rata. Terdapat alur-alur memanjang pada batang yang merupakan garis empulur menonjol keluar. Kayu terasnya berwarna cokelat kelabu sampai merah muda. Kayu gubal/bagian tengah berwarna putih, kuning muda, dan kadang kemerah-merahan dengan ketebalan 5−6 cm.

Saninten memiliki daun tunggal berseling, daun berbentuk lancip memanjang (lanset), permukaan daun berlilin dan bagian bawahnya berwarna abu-abu keperakan ditutupi bulu-bulu menyerupai bintang atau sisik yang lebat. Saninten berbunga pada bulan September sampai Oktober dan mulai berbuah pada bulan Januari. Bunga jantan tersusun dalam untaian berbentuk bulir, sedang yang betina tumbuh menyendiri berwarna kuning keputihan. Buahnya bertangkai mirip buah rambutan, berkelompok dan kulit buah ditutupi duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam, dan berkayu. Buah berbentuk bulat telur dengan duri mencuat pada empat sisi yang berisi tiga biji berbentuk tipis dan cekung.

Karena daun dan buahnya mirip rambutan, masyarakat menyebutnya sebagai rambutan hutan. Baunya harum, manis gurih dan empuk, khas sekali rasanya. Dikutip dari Dirjen KSDAE bahwa di gunung Ciremai, Saninten dianggap punya “pasangan hidup” yakni pohon Pasang (Arthocarpus sp). Masyarakat setempat meyakini pohon Pasang sebagai “suami” dari Saninten. Diduga, pohon Pasang memiliki peran penting dalam proses pembuahan Saninten.

Pohon Saninten berbuah dua tahun sekali. Kalaupun berbuah setiap tahun, biasanya berselang setahun buahnya kosong. Baru setahun kemudian berisi buahnya, berarti anakan Saninten dari pohon induknya sulit didapat karena masa berbuahnya lama. Ditambah lagi tiap bijinya ludes di makan pemangsa. Padahal biji tersebut merupakan cikal bakal anakan. Kalau begitu, tak salah bila Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) menyatakan tumbuhan ini langka.

Di kawasan Tahura KGPAA Mangkunagoro I yang berada di lereng gunung Lawu, keberadaan pohon Saninten juga menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya pelestarianya. Beberapa kali upaya konservasi dan inventarisasi yang bekerjasama dengan lembaga penelitian mejadikan Saninten sebagai obyek utama. Upaya perbanyakan bibit nya pun sedang dipayakan baik secara generatif maupun vegetatif. Pohon Saninten kini dilindungi, Pemerintah dengan tegas dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 92 tahun 2018 menyertakan Saninten sebagai salah satu jenis tumbuhan yang kini dilindungi. Pohon Saninten statusnya dilindungi baik di dalam dan di luar kawasan hutan. (m2)

 


Hutan Wisata Di Karanganyar Jawa Tengah