Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah [email protected]

Macan Tutul Jawa Terekam Kamera Trap Tahura

H-SAMIN / 14 Agustus 2025 08:29 WIB / 0 Comment

Seekor macan tutul jawa (panthera pardus melas) terekam kamera trap yang dipasang oleh Tahura Mangkunagoro I di lereng gunung Lawu wilayah hutan konservasi Tahura. Binatang tersebut tampak santai di depan kamera, hal ini bisa menjadi salah satu tolok ukur bahwa selama ini keberadaan mereka sangat terjaga dan tidak mendapatkan tekanan dari faktor luar dan stok makanan mereka berupa binatang-binatang liar juga masih terjaga.

Terekamnya keberadaan mereka juga sebagai bukti bahwa di gunung Lawu habitat dan populasi macan tutul masih ada dan secara otomatis menjadikan Tahura Mangkunagoro harus lebih dalam memberikan pengawasan dan perlindungan. Sebagai kawasan konservasi dengan 231,1 hektaru, paya pelestarian  upaya perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati (flora, fauna, dan ekosistem) di dalam habitat aslinya sudah menjadi kewajiban. Hal ni berarti bahwa spesies tersebut harus dilindungi dan dibiarkan berkembang secara alami di lingkungan tempat mereka hidup dan berevolusi.

Rekaman kamera trap tersebut merupakan hasil tindak lanjut dari unggahan pendaki yang mengatakan melihat macan tutul di jalur pendakian. Tahura Mangkunagoro I merespon informasi itu dengan memasang kamera di lokasi berbeda.

Pemasangan tidak di lakukan pada titik laporan, karena ingin memastikan hasil observasi optimal. Terutama, menghindari gangguan aktivitas wisata. Lokasi rekaman, sengaja tidak diungkap ke publik untuk mencegah potensi perburuan liar. Kamera dipasang dua minggu penuh dan rekaman didapat sebelum masa observasi berakhir. Ini memperkuat dugaan bahwa macan tutul rutin melintasi area tersebut.

Kegiatan ini melibatkan empat petugas dan dua warga lokal. Dari 10 kamera yang dibawa, hanya 3 unit yang berfungsi ketika di lapangan.

Keberadaan macan tutul Tahura belum diketahui jumlahnya, dikarenakan belum ada inventarisasi. Kemunculan macan tutul bukan satu-satunya indikator keberhasilan konservasi. Sebab, tahura menggunakan metode Management Effectiveness Tracking Tool (METT) untuk menilai efektivitas pengelolaan kawasan.

Pada 2024, nilai METT Tahura Mangkunagoro I mencapai 73 poin, naik dua poin dari 2022.

“Keberhasilan konservasi tidak hanya diukur dari munculnya satwa dilindungi, tapi dari efektivitas pengelolaan kawasan.”

METT merupakan alat ukur internasional yang menilai berbagai aspek pengelolaan kawasan konservasi, mulai perencanaan, perlindungan, keterlibatan masyarakat, hingga sistem monitoring.

Untuk menjaga keberadaan predator puncak ini jangka panjang, Tahura Mangkunagoro I akan melakukan beberapa strategi perlindungan seperti patroli rutin, pelibatan masyarakat sebagai masyarakat mitra polisi kehutanan (Polhut), hingga edukasi melalui media sosial.

“Tahura Pedia merupakan media edukatif yang menampilkan informasi keanekaragaman hayati kawasan Gunung Lawu, juga pentingnya pelestarian.”

Kita jaga bersama keberadaan mereka hari ini dan besok dan seterusnya.


Hutan Wisata Di Karanganyar Jawa Tengah