Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah [email protected]

Sosialisasi Karhutala dan Pembentukan Masyarakat Peduli Api

H-SAMIN / 22 Juli 2025 01:32 WIB / 0 Comment

Taman Hutan Raya (Tahura) K.G.P.A.A. Mangkunagoro I bekerja sama dengan PT. Pertamina Patra Niaga AFT Adi Sumarmo dalam upaya aktif mendukung mitigasi kebencanaan, khususnya KARHUTLA (Kebakaran Hutan dan Lahan), melalui kegiatan sosialisasi dan pembentukan MPA (Masyarakat Peduli Api).

MPA merupakan kelompok masyarakat yang dibentuk secara sukarela, berbasis komunitas desa, dan diberdayakan untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi dini, serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di wilayah tempat tinggal mereka. MPA umumnya berada di desa-desa yang berdekatan dengan kawasan hutan, lahan gambut, atau wilayah rawan karhutla.

Kolaborasi antara PT. Pertamina Patra Niaga AFT Adi Sumarmo dan Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengganggu kelestarian keanekaragaman hayati. Pelestarian biodiversity sangat penting, karena setiap makhluk hidup dalam ekosistem memiliki peran dalam menjaga keseimbangan alam.

Tingginya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan menjadi latar belakang pembentukan MPA sebagai garda terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat:

  1. Memahami dampak dan penyebab kebakaran hutan dan lahan.
  2. Menumbuhkan jiwa kerelawanan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan KARHUTLA.
  3. Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Api yang aktif dan berdaya.

Sosialisasi ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan masyarakat sekitar yang berusia di atas 18 tahun, sesuai persyaratan dalam keanggotaan MPA. Tugas dan fungsi MPA meliputi:

  1. Membantu Unit Pelaksana Teknis atau Kesatuan Pengelolaan Hutan, serta Manggala Agni dalam kegiatan pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca-karhutla.
  2. Menyampaikan informasi kejadian kebakaran dan/atau pelaku pembakaran kepada pihak berwenang.
  3. Menyebarluaskan informasi tingkat bahaya kebakaran hutan dan lahan.
  4. Melakukan penyuluhan secara mandiri atau bersama petugas kehutanan.
  5. Mengadakan pertemuan rutin untuk penguatan kelembagaan.

Kegiatan ini disampaikan melalui diskusi interaktif yang santai, dengan harapan masyarakat semakin memahami pentingnya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan Gunung Lawu. Masyarakat juga diharapkan terdorong untuk secara sukarela turut melindungi kawasan tersebut dari ancaman kebakaran hutan dan lahan.

Narasumber dalam sosialisasi ini berasal dari BPBD Kabupaten Karanganyar, BKSDA Provinsi Jawa Tengah, Tahura K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, serta PT. Pertamina Patra Niaga AFT Adi Sumarmo.

Keberadaan relawan MPA sangat penting, mengingat masyarakat yang tinggal di sekitar hutan memiliki koneksi langsung dengan lingkungan tersebut. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan pencegahan karhutla dilakukan secara lebih cepat dan efektif. Potensi kebakaran di kawasan Gunung Lawu yang terdiri dari lereng dan perbukitan cukup tinggi, khususnya di musim kemarau, dan kondisi geografisnya kerap menyulitkan upaya pemadaman.

Oleh karena itu, peningkatan peran masyarakat dan kolaborasi antar pihak dalam mitigasi karhutla sangat diperlukan. Prinsip yang dipegang adalah mencegah lebih baik daripada memadamkan. Adapun penyebab utama KARHUTLA di wilayah ini umumnya berasal dari aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan, kegiatan pendakian, serta pembuatan arang. Potensi-potensi ini dapat diminimalkan melalui sosialisasi rutin dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan.


Hutan Wisata Di Karanganyar Jawa Tengah