Fenomena Forest Bathing, Manfaat Jalan-Jalan Di Hutan
H-SAMIN / 28 Januari 2025 03:18 WIB / 0 CommentForest bathing, atau yang dikenal juga dengan istilah “Shinrin-yoku,” adalah praktik asal Jepang yang melibatkan berjalan santai di hutan dan sepenuhnya meresapi lingkungan alami dengan semua indera. Meskipun terdengar sederhana, kegiatan ini memiliki banyak manfaat yang terbukti untuk kesehatan mental dan fisik. Dalam dunia yang semakin sibuk dan terhubung dengan teknologi, forest bathing menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan.
- Mengurangi Stres dan Kecemasan
Salah satu manfaat terbesar dari forest bathing adalah kemampuannya untuk mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa berinteraksi dengan alam, terutama hutan, dapat menurunkan kadar hormon stres, seperti kortisol, dan meredakan perasaan cemas. Lingkungan yang tenang dan sejuk di hutan membantu menenangkan pikiran dan memberi ruang bagi tubuh untuk merespons secara alami. - Meningkatkan Mood dan Kesejahteraan Emosional
Berjalan di tengah alam terbuka dapat meningkatkan mood secara signifikan. Suara alami, seperti gemericik air atau burung bernyanyi, serta pemandangan hijau yang menenangkan, dapat memicu perasaan bahagia dan mengurangi perasaan tertekan. Forest bathing telah terbukti meningkatkan produksi endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. - Meningkatkan Fokus dan Kreativitas
Waktu yang dihabiskan di alam bebas, terutama di hutan, dapat meningkatkan daya fokus dan kreativitas. Ketika kita terpapar dengan alam, otak kita diberikan kesempatan untuk beristirahat dari beban mental sehari-hari dan kembali menyegarkan pikiran. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir jernih dan lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah. - Meningkatkan Kualitas Tidur
Berjalan di hutan dapat membantu mengatur pola tidur. Paparan terhadap udara segar dan suasana yang tenang dapat membuat tubuh lebih rileks dan membantu meningkatkan kualitas tidur di malam hari. Kegiatan ini juga membantu menurunkan kadar kecemasan yang sering menjadi penyebab gangguan tidur. - Meningkatkan Koneksi dengan Alam
Forest bathing mendorong kita untuk kembali terhubung dengan alam. Di dunia yang semakin terurbanisasi dan sibuk, kita sering kali melupakan pentingnya hubungan kita dengan alam. Berjalan di hutan memungkinkan kita untuk merasakan kedamaian dan ketenangan yang hanya dapat ditemukan di alam bebas. Hal ini dapat meningkatkan rasa syukur dan memberikan perspektif yang lebih positif tentang kehidupan. - Meningkatkan Kesehatan Fisik
Selain manfaat psikologisnya, forest bathing juga membawa manfaat bagi kesehatan fisik. Aktivitas fisik seperti berjalan dapat meningkatkan aliran darah, memperkuat sistem kardiovaskular, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Berada di lingkungan alami juga memberi peluang untuk bernapas dengan udara yang lebih bersih, yang dapat meningkatkan kesehatan pernapasan. - Mengurangi Gejala Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa forest bathing dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi gejala depresi ringan hingga sedang. Keberadaan di alam, dengan ketenangan dan suasananya yang alami, dapat membantu meredakan perasaan kesepian dan memberi ruang untuk refleksi diri yang lebih positif. - Cara Mudah untuk Menghindari Teknologi
Forest bathing menawarkan kesempatan untuk menghindari gangguan dari teknologi dan media sosial. Dengan menjauhkan diri dari ponsel atau komputer dan sepenuhnya tenggelam dalam lingkungan alam, kita memberi kesempatan kepada pikiran kita untuk meremajakan diri tanpa pengaruh dari dunia digital yang sering kali menguras energi mental.
Forest bathing bukan hanya sekadar berjalan kaki di hutan, tetapi juga melibatkan pengalaman penuh dengan indera yang dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik. Dalam dunia yang serba cepat ini, kembali ke alam untuk menikmati ketenangan dan kedamaian bisa menjadi cara yang efektif untuk meremajakan diri dan menjaga keseimbangan hidup. Jadi, coba luangkan waktu untuk forest bathing dan rasakan manfaatnya sendiri.
Artikel ini telah tayang di rri.co.id