Mahasiswa UNS lakukan program MBKM Studi Independen pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Lawu di Kawasan Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I
H-SAMIN / 1 Hari yang lalu / 0 Comment
(Gambar: Penerjunan 10mahasiswa Studi Independen pada Tahura, Ngargoyoso)
Tim Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Studi Independen Program Studi Pengelolaan Hutan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan Studi Independen pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Lawu di kawasan Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I, Ngargoyoso, Karanganyar. Kegiatan MBKM Studi Independen tersebut mengusung tema yaitu “Analisis Interaksi dan Ketergantungan Masyarakat Terhadap Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I”. Kegiatan MKBM Studi Independen ini dibimbing oleh Rissa Rahmadwiati, S.Hut., M.Sc. dari Pengelolaan Hutan.
Kegiatan Studi Independen ini dmulai sejak penerjunan 10 mahasiswa pada Selasa, 20 September 2022.
Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan skema studi indenpenden, mahasiswa dapat melakukan analisis interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap TAHURA KGPAA Mangkunagoro I yang mencakup aspek sosial-budaya, ekonomi dan lingkungan. Program ini dilakukan selama satu semester dengan tujuan spesifik mencakup: 1) menganalisis bentuk sosial-budaya (pemikiran, aktivitas, dan artifak) yang terbentuk dari hasil interaksi & ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan, 2) menganalisis kontribusi TAHURA KGPAA Mangkunagoro I terhadap struktur pendapatan total masyarakat, dan 3) analisis bentuk pemanfaatan kawasan hutan baik dari aspek produk maupun jasa lingkungan.
Harapan dosen pembimbing dalam kegiatan MBKM:
“kegiatan MBKM studi independen yang telah dilakukan oleh mahasiswa diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan secara aktual di lapangan. Mahasiswa dapat belajar dari apa yang mereka amati, mendorong mereka untuk dapat memberikan rekomendasi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat.” – Rissa Rahmadwiati, S.Hut., M.Sc.
Masyarakat lokal telah berinteraksi dan memiliki ketergantungan terhadap kawasan hutan sejak lama, bahkan sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai TAHURA KGPAA Mangkunagoro I dan masih berada dibawah pengelolaan Perhutani. Masyarakat lokal yang dikenal dengan istilah pengaram tersebut saat ini jumlahnya tercatat mencapai 251 orang. Keberadaan mereka merupakan wujud nyata interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap TAHURA KGPAA Mangkunagoro I. Interaksi dan ketergantungan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan dalam mewujudkan pengelolaan kawasan yang adaptif dan kolaboratif. Untuk mengoptimalkan peran aktif masyarakat tersebut perlu adanya program taktis pemberdayaan masyarakat berbasis dokumen perencanaan strategis yang komprehensif, Oleh karena itu, diperlukan basis data ilmiah yang kuat terkait tingkat ketergantungan maupun interaksi masyarakat pengaram terhadap TAHURA KGPAA Mangkunagoro I.
“Analisa dan kajian mengenai interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan, dalam hal ini kawasan konservasi khususnya Tahura sangat penting untuk dilakukang mengingat yang strategis dan berada pada level otoritas yang paling dekat dengan masyarakat yang mana biasanya kawasan konservasi dikelola langsung oeh pemerintah pusat. Harapan saya disini dapat belajar dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.” – Prasojo Katon Dewanto (Ketua Tim MBKM)
Kegiatan penelitian interaksi masyarakat terhadap kawasan Tahura KGPAA Mangkunagoro I ini difokuskan pada anggota Kelompok Tani Hutan Green Lawu dan masyarakat yang memanfaatkan kawasan Tahura untuk mencari rumput pakan ternak atau mengaram.
Pendapat anggota KTH mengenai kegiatan Studi Independen mahasiswa:
“Kami menyambut baik kegiatan MBKM Studi independen yang dilakukan mahasiswa program studi Pengelolaan Hutan UNS ini” – Mulato (Anggota KTH)
“Dengan kegiatan ini, dapat mencarikan temuan-temuan potensi untuk pemanfaatan sumber daya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar Tahura” Imbuhnya
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama studi independen di kawasan Tahura dan lingkup masyarakat sekitar Tahura:
- Penggalian informasi mengenai kondisi sosial-ekonomi serta interaksi dan ketergantungan masyarakat terhadap Tahura dgn wawancara dan kuesioner ditujukan pada masyarakat
- Inventarisasi tegakan pada kawasan blok pemanfaatan Tahura untuk analisis vegetasi dalam perhitungan cadangan karbon pada blok pemanfaatan Tahura serta pembuatan peta sebaran vegetasi pada titik sampling.
- Analisis pengembangan dan pembangunan ekowisata dan eduwisata pada kawasan dan sekitar kawasan Tahura
- Melakukan FGD tentang Potensi Pengembangan Ekonomi Masyarakat dari Sektor Hasil Hutan
- Melakukan analisis rehabilitasi lahan rawan erosi dengan penanaman untuk penambahan tutupan lahan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Serta kebijakan tata kelola hutan dan partisipasi masy dlm mmp, petak araman,
Kegiatan MBKM Studi Independen mahasiswa ini, sangat disambut baik dan dinilai bermanfaat bagi pengelolaan Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro. Pihak Balai Tahura juga mengapresiasi hasil kajian mahasiswa mengenai identifikasi potensi yang ada di Tahura yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan dapat menjadi usaha ekomoni produktif Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Lawu khususnya.
(Gambar: Kepala Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangunagoro I memberikan sambutan dalam acara FGD)
Pendapat Kepala Balai Tahura tentang kegiatan:
“Sangat bermanfaat terutama untuk masyarakat disekitar tahura dimana mahasiswa dapat membantu identifikasi potensi yang ada di tahura yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk usaha ekonomi produktif kelompok. Hal ini sangat penting karena dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan menurunkan gangguan keamanan terhadap Tahura itu sendiri, semoga kegiatan ini bermanfaat buat mahasiswa dan juga masyarakat sekitar tahura”
Diketahui bahwa kawasan Tahura sangat dekat keberadaannya dengan Masyarakat disekitar kawasan, yang berpotensi untuk dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pendapatan untuk meningkatkan ekonomi. Namun demikian, potensi ini belum dimaksimalkan dengan baik. Pasalnya masih belum banyak memanfaatkan dan belum mengetahui potensi tersebut. Untuk itu, Mahasiswa MBKM Studi Independen mengusung program kerja Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Potensi Pengembangan Ekonomi Masyarakat dari Sektor Hasil Hutan” dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan kelola usaha khususnya pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Lawu.
(Gambar: penyerahan bibit pohon secara simbolis dalam rangkaian acara FGD)
Forum FGD yang diselenggarakan pada Senin, 3 Oktober 2022 ini turut dihadiri oleh (Kepala Balai Tahura KGPAA Mangkunagoro I) RR. Yuni Kusumodewi, SP., SE., MP., Prof. Ir. Supriyadi, MP. (Kepala Program Studi Pengeloaan Hutan UNS), Didiet Suryono, S. Hut (Kepala Seksi Perencaan dan Pemanfaatan Tahura KGPAA Mangkunagoro I), Rissa Rahmadwiati S. Hut., M. Sc. (dosen pembimbing MBKM Studi Independen), Joko (Penyuluh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah X), dan Sungkono (Ketua Kelompok Tani Hutan Tani Maju Semang) sebagai pembawa materi.
Dosen Pembimbing mendukung penyelenggaraan FGD dengan kelompok masyarakat sebagai bentuk fasilitas penggalian potensi untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
“Salah satu bentuk kegiatan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat adalah dengan menyelenggarakan FGD, dimana masyarakat diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas berupa penyuluhan dan pelatihan. Dengan demikian, masyarakat juga dapat termotivasi untuk lebih produktif dalam mengelola hutan secara lestari.” – Rissa Rahmadwiati
(Gambar: Penyerahan kenang-kenangan untuk inventaris KTH)
Pelaksanaan Focus Group Discussion yang membahas empat kajian potensi yakni: Potensi Usaha HHBK Jamur Kuping, Potensi Usaha HHBK Tanaman Hias, Potensi Pembangunan Hutan Rakyat, dan Potensi Pengembangan Ekowisata. Terselenggaranya orum ini diharapkan mampu menjadi sarana pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat sekitar Tahura yang lebih melek potensi dan menjadi acuan bagi KTH Green Lawu kedepannya dalam mengelola kelembagaan, mengelola kawasan, dan kelola usaha Kelompok Tani Hutan.